Kisah Nabi Musa AS Menjadi Anak Angkat Firaunilustrasi fiktif firaun (netizenia.com)

Netizenia.com- Kisah Nabi Musa AS dari lahir hingga bisa menjadi anak angkat Firaun yang mengusai negeri Mesir di masa lalu. Nabi Musa AS merupakan nabi yang diutus di tengah kaum Bani israil.

Nabi Musa AS hidup sekitar tahun 1572 SM-1408 SM. Ketika Musa AS lahir, ibunya menghanyutkannya ke sungai Nil supaya terhindar dari pencarian pasukan Firaun. Lalu, pada tahun 1450 SM Nabi Musa AS diangkat menjadi nabi.

Berikut ini kisah Nabi Musa AS dari bayi yang dicari pasukan Firaun, hingga bisa menjadi anak angkatnya.

Waktu Nabi Musa AS Lahir

Dalam buku 99 Kisah Menakjubkan Dalam Al-Quran karya Ridwan Abqary, suatu hari di singgasananya Firaun tampak sangat ketakutan seperti melihat akan masa depan kerajaannya yang hancur.

Hal ini karena desas-desus yang muncul di kerajaan bahwa akan ada seorang anak laki-laki yang akan meruntuhkan kerajaannya. Dia yang selama ini berlagak layaknya Tuhan manusia, hari itu merasa sangat takut bahwa hal-hal yang dibayangkan menjadi kenyataan.

Kemudian dengan kuasanya sebagai raja, Firaun memerintahkan pasukannya untuk membunuh seluruh bayi yang baru lahir di kerajaannya. Perintah Firaun ini segera dilaksanakan oleh mereka yang menganggap ucapannya adalah mutlak.

Di suatu tempat, ada seorang ibu yang memiliki bayi laki-laki. Dia sangat khawatir kalau bayinya akan menjadi sasaran pasukan Firaun. Bayi laki-laki ini adalah Nabi Musa AS, lantas berdasarkan petunjuk dari Allah SWT, Musa AS ditempatkan dalam peti kayu dan dihanyutkan ke sungai Nill oleh ibunya.

Kisah Nabi Musa AS Menjadi Anak Angkat Firaun
ilustrasi fiktif peti bayi hanyut di sungai (netizenia.com)

Untuk memastikan bahwa Nabi Musa AS tetap aman di dalam peti, ibundanya menyuruh kakak Musa AS agar terus mengikuti dan memperhatikannya. Peti tersebut bergerak mengikuti aliran sungai dengan aman tanpa terbalik.

Ternyata aliran sungai mengarah ke tempat seorang perempuan, dengan takdir yang mempertemukan mereka. Istri Firaun yang bernama Asiah melihat adanya peti yang mencurigakan. Lalu, beliau pun mengecek peti itu, hingga ditemukan tubuh bayi Musa AS.

Berbeda dengan Firaun yang amat keji dan mencintai harta kekuasaannya sehingga dengan tega membantai bayi laki-laki, Asiah adalah wanita yang lembut dan baik. Lantas, Asiah pun langsung berniat merawatnya.

Asiah pun membawanya ke kerajaan, seketika Firaun melihat istrinya membawa bayi laki-laki, terkejutlah dia sampai memerintahkan para bawahannya untuk membunuh bayi itu.

“Sudah ku katakan, tidak boleh ada bayi laki-laki di kerajaan ini.” Teriaknya dengan rawut muka menyeramkan.

Namun, dengan keteguhan hatinya Asiah tetap mempertahankan bayi itu tanpa takut, dia merasa bayi ini sudah seperti anaknya.

“Wahai Firaun, janganlah kau bunuh anak ini. Bayi ini bisa menjadi anakku dan anakmu juga. Dia bisa memberikan keberkahan untuk kita. Kalau perlu kita jadikan anak angkat saja.” Pinta Asiah dengan nada lembutnya selaykanya ibu yang menyayangi anaknya.

Melihat untuk pertama kalinya istrinya menunjukan keseriusan dan keteguhan hati yang tulus, Firaun pun mengalah dan membiarkan istrinya merawat Nabi Musa AS.

Begitulah cara Allah SWT membuat Nabi Musa AS selamat dari kekejaman Firaun yang ingin membunuh bayi laki-laki. Di bawah ini kisah Nabi Musa AS ketika menjadi dewasa.

Nabi Musa AS Beranjak Dewasa

Nabi Musa AS akhirnya hidup dan tumbuh besar di istana kerajaan Firaun, beliau pun mulai menyadari bukan keturunan Firaun, tetapi masih keturunan Bani Israil. Nabi Musa juga menyadari kalau Firaun bukanlah Tuhan yang mesti disembah.

Nabi Musa AS tumbuh dewasa dengan badan yang sehat dan kekar, sebagaimana kisah dari buku Kisah Nabi Musa ‘Alaihissalam tulisan  Abu Haafizh Abdurrahman, suatu hari Nabi Musa AS berjalan-jalan di tengah kota sendirian.

Kisah Nabi Musa AS Menjadi Anak Angkat Firaun
ilustrasi perkelahian dua orang (netizenia.com)

Di tengah jalan yang sepi karena para penduduk sedang beristirahat, Nabi Musa melihat dua orang sedang berkelahi. Ternyata kedua orang tersebut adalah orang Mesir dan orang Bani Israil.

Dalam perkelahian itu, orang Mesir tampak mendominasi, dan orang Bani israil tidak berdaya sama sekali. Orang Mesir tampak ingin memukul berkali-kali lawannya, sehingga membuat Nabi Musa AS marah.

“Tolong aku, saudaraku.” Teriak orang Bani Israil meminta bantuan kepada Nabi Musa.

Nabi Musa pun menolongnya. Nabi Musa yang penuh amarah pun langsung memukul orang Mesir hingga tidak sadarkan diri.

Ternyata setelah ditunggu lama, orang Mesir tersebut meninggal dunia dengan sekali pukulan Nabi Musa AS. Sebenarnya Nabi Musa AS bukan sengaja ingin membunuhnya, beliau hanya tidak mengetahui kalau tenaganya begitu besar.

Beliau segara berkata, “Setan pasti sudah menyesatkanku.”

Lalu, beliau berusaha memohon ampun kepada Allah SWT, “Ya Allah, Sesungguhnya aku telah menzalimi diri sendiri, tolong maafkan aku.”

Nabi Musa AS Kabur dari Mesir

Beberapa hari kemudian, Nabi Musa AS masih merasa  bersalah karena membunuh seseorang, beliau juga khawatir kalau ayahandanya mengetahui bila ia membunuh rakyatnya.

Ternyata, permasalahannya menjadi semakin rumit ketika Nabi Musa AS kembali bertemu dengan perkelahian. Rupanya orang bani Israil yang Nabi Musa selamatkan kembali bertarung lagi dengan orang Mesir.

Orang Bani Israil yang melihat ada Nabi Musa, dia segera meminta tolong lagi. Tetapi kali ini Nabi Musa tidak mau dan mengatakan, “Kamu benar-benar tidak tahu malu.”

Orang Mesir itu melihat Nabi Musa AS, dan dia menyadari bahwa yang membunuh orang Mesir sebelumnya adalah Nabi Musa. Oleh karena itu, dia pun mengadu kepada raja Firaun.

Firaun yang mendengarnya pun sangat marah, sebab anak angkatnya malah membela orang Israil dibandingkan orang Mesir.

Seorang Bani Israil yang mengetahui Firaun sedang marah dengan segera berlari untuk mengabarkan kepada Nabi Musa AS, dia menyarankan Nabi Musa untuk pergi dari kerajaan.

Nabi Musa yang mengetahui seberapa kejam ayahandanya itu, mengikuti sarannya dan pergi melarikan diri dari kerajaan.

Dalam perjalanannya Nabi musa berdoa, “Semoga Allah menunjukan jalan yang benar.” Beliau pun terus berjalan hingga sampai di daerah yang bernama Madyan.

Demikianlah Kisah Nabi Musa AS yang menunjukan betapa hebatnya skenario Allah SWT, Firaun yang ingin membunuh semua bayi laki-laki, malah berakhir menjadikan satu bayi laki-laki menjadi anak angkatnya, dan nantinya yang akan mengakhiri kekejamannya.

Kisah Nabi Musa AS mengajarkan kita untuk percaya kepada jalan yang Allah SWT tetapkan, karena Allah tidak akan menyengsarakan hamba-hambanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *