Netizeniacom – Depresi adalah kondisi kesehatan mental yang lebih kompleks daripada sekadar merasa sedih. Gejala depresi dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama: fisik, psikologis, dan sosial.
Depresi memiliki berbagai penyebab yang sering kali merupakan hasil dari gabungan faktor psikologis, genetik, dan lingkungan. Ayo pelajari lebih lanjut tentang depresi, mulai dari definisi, gejala, hingga penyebabnya. Semua informasi yang perlu Anda ketahui tersedia di artikel ini.
Pengertian Depresi
Menurut buku Depresi: Tinjauan Psikologis karya DR. Namora Lumongga, M.Sc, dijelaskan bahawa Depresi adalah istilah yang sudah sangat dikenal oleh banyak orang, bahkan oleh mereka yang tidak memiliki latar belakang medis atau psikologis. Namun, memahami makna sejati dari depresi tidak semudah yang dibayangkan.
Dalam percakapan sehari-hari, kata ini sering digunakan dengan cara yang kurang tepat, sehingga makna sesungguhnya menjadi tidak jelas.
Walaupun “kesedihan” atau “keputusasaan” sering dianggap sebagai bagian dari depresi, keduanya sebenarnya hanyalah sebagian kecil dari gejala yang lebih luas dan rumit.
Depresi bukan hanya perasaan sedih yang bersifat sementara. Banyak dari kita mungkin pernah merasakan kesedihan atau kekecewaan akibat berbagai hal, namun perasaan ini umumnya berlangsung sebentar dan cepat terlupakan.
Depresi, di sisi lain, merupakan kondisi yang lebih kompleks dan berlangsung lama, seringkali dipicu oleh stres yang tidak dapat dikelola atau kejadian traumatis seperti kehilangan orang terdekat atau pekerjaan yang sangat dihargai.
Kondisi ini semakin parah ketika perasaan sedih atau putus asa terus berlanjut, meskipun penyebab stres sudah hilang atau teratasi.
Sebagai contoh, merasa sangat berduka setelah kehilangan orang yang kita cintai adalah hal yang wajar. Namun, jika kesedihan itu berlarut-larut hingga berbulan-bulan, itu bisa menjadi tanda depresi yang membutuhkan penanganan medis.
Secara umum, depresi adalah kondisi yang menyakitkan dan merusak, ditandai dengan perasaan putus asa.
Dr. Jonatan Trisna menjelaskan bahwa depresi sering disertai dengan perlambatan dalam gerakan dan fungsi tubuh, mulai dari perasaan murung hingga rasa tak berdaya.
Gejala lainnya meliputi gangguan tidur, penurunan nafsu makan, dan hilangnya kegembiraan dalam hidup.
Depresi bukan hanya sekadar perasaan sedih; itu adalah kondisi serius yang membutuhkan perhatian dan perawatan yang tepat.
Gejala-Gejala Depresi
Menurut buku Gangguan Depresi Pada Penderita Penyakit Kronis karya dr. Mutiara Anissa, Sp. KJ. Tanda-tanda depresi dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu gejala fisik, psikologis, dan sosial.
- Gejala Fisik
Depresi merupakan kondisi yang berdampak besar pada tubuh, pikiran, dan hubungan sosial individu. Gejala depresi secara fisik biasanya mudah terdeteksi. Salah satunya adalah gangguan tidur, di mana penderita bisa mengalami kesulitan tidur atau bahkan tidur yang berlebihan.
Aktivitas harian menurun drastis, membuat penderita lebih sering diam dan pasif, seperti hanya makan, tidur, atau menonton TV.
Selain itu, mereka juga cenderung mengalami penurunan efisiensi kerja, sulit berkonsentrasi, dan merasa lelah serta mudah sakit akibat perasaan negatif yang dipendam.
2. Gejala Psikis
Dari segi psikis, depresi membawa dampak yang lebih mendalam.
Penderita sering kali kehilangan rasa percaya diri dan lebih cenderung melihat segala sesuatu, termasuk dirinya sendiri, dari sisi negatif.
Mereka menjadi lebih mudah tersinggung, sangat peka, dan cenderung menghindari interaksi sosial. Perasaan tidak berharga dan bersalah sering muncul, terutama saat mereka merasa gagal atau menjadi beban bagi orang lain.
3. Gejala Sosial
Gejala sosial juga memiliki peran yang sama pentingnya. Depresi menyebabkan seseorang menjauh dari hubungan dengan lingkungan, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan pribadi.
Mereka merasa cemas, malu, dan rendah diri, sehingga lebih memilih untuk menyendiri daripada berinteraksi dengan orang lain.
4. Gejala Lainnya
Menurut klasifikasi medis seperti ICD-10 dan PPDGJ III, gejala utama depresi meliputi afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, serta penurunan energi yang menyebabkan mudah lelah dan berkurangnya aktivitas.
Gejala lainnya termasuk penurunan konsentrasi dan perhatian, rendahnya harga diri, perasaan bersalah, pandangan suram terhadap masa depan, serta adanya pikiran untuk melukai diri sendiri atau bunuh diri. Gangguan tidur dan penurunan nafsu makan juga sering menyertai kondisi ini.
Depresi bukan sekadar perasaan sedih yang berkepanjangan, itu adalah gangguan serius yang memengaruhi seluruh aspek kehidupan seseorang. Mengenal gejala fisik, psikologis, dan sosial depresi dapat membantu dalam mengidentifikasi dan mengatasi kondisi ini dengan lebih efisien.
Penyebab Deprersi
Berdasarkan buku Mengatasi Depresi karya Tresno Saras, depresi adalah kondisi mental yang rumit, dipengaruhi oleh kombinasi berbagai faktor yang saling terkait.
Secara umum, tiga kategori utama yang berperan dalam munculnya depresi adalah faktor psikologis, genetik, dan lingkungan.
- Faktor Psikologis
Beberapa individu lebih rentan terhadap depresi karena faktor psikologis yang mendasarinya. Ini bisa termasuk riwayat trauma, peristiwa hidup yang mengganggu, perubahan besar dalam kehidupan, atau stres yang berlangsung lama.
Harga diri yang rendah, rasa putus asa, dan kesulitan dalam mengelola emosi juga memiliki peran besar. Semua faktor ini dapat mengganggu keseimbangan mental seseorang dan meningkatkan kemungkinan terjadinya depresi.
2. Faktor Genetik
Genetika juga memainkan peran penting dalam perkembangan depresi. Studi menunjukkan bahwa individu yang memiliki keluarga dekat yang menderita depresi, seperti orang tua atau saudara kandung, memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami kondisi serupa. Namun, faktor genetik hanya salah satu dari banyak faktor yang berperan dan tidak sepenuhnya menjadi penentu.
3. Faktor Lingkungan
Lingkungan seseorang juga sangat mempengaruhi risiko depresi. Faktor-faktor seperti stres yang berkepanjangan, konflik dalam hubungan, isolasi sosial, ketidakstabilan ekonomi, atau kehilangan orang yang dicintai bisa menjadi pemicu utama.
Lingkungan yang tidak mendukung dapat merusak keseimbangan emosional dan mempengaruhi perubahan pada fungsi otak yang berhubungan dengan depresi.
Depresi adalah kondisi yang sangat kompleks, dan setiap individu mungkin dipengaruhi oleh kombinasi unik dari faktor-faktor ini. Memahami peran masing-masing faktor adalah langkah penting dalam membantu individu mengelola depresi secara lebih efektif, baik melalui dukungan psikologis maupun intervensi medis.
Sumber Informasi:
- Buku Depresi: Tinjauan Psikologis karya DR. Namora Lumongga, M.Sc
- Buku Mengatasi Depresi : Panduan Lengkap untuk Memahami, Mengelola, dan Menemukan Kembali Kesejahteraan Emosional karya Tresno Saras
- Buku Gangguan Depresi Pada Penderita Penyakit Kronis karya dr. Mutiara Anissa, Sp. KJ