Netizenia.com – Kisah Nabi Yaqub AS ketika menerima wahyu pertama dan perjalanan hidupnya menjadi orang beriman. Nabi Yauqb AS adalah putra Nabi Ishaq AS dan cucu Nabi Ibrahim AS. Nabi Yaqub AS nantinya mempunyai 12 orang anak.
Dalam buku 25 Kisah Nabi dan Rasul karya Woro Lestari dkk., Nabi Yaqub lahir di desa bernama Nabulis, daerah Kan’an, wilayah Palestina. Pekerjaan sehari-hari beliau adalah bercocok tanam dan memelihara ternak.
Berikut ini kisah Nabi Yaqub AS saat mendapatkan wahyu pertamanya, dan perjalanan hidupnya yang penuh makna inspiratif.
Kisah Nabi Yaqub AS Mendapatkan Wahyu
Masih dari buku 25 Kisah Nabi dan Rasul karya Woro Lestari dkk., Suatu ketika Nabi Yaqub AS melakukan perjalanan untuk berjumpa dengan kerabatnya. Malamnya di pertengahan perjalanan, mereka menetap di suatu tempat untuk beristirahat.
Ketika tertidur Nabi Yaqub AS memimpikan malaikat yang naik-turun ke langit dan bumi. Lalu, beliau melihat Allah SWT sedang menyapanya, “Sesungguhnya Aku memberkahimu, memperbanyak keturunanmu, dan menjadikan bumi ini sebagai tempat bagimu dan keturunanmu.”
Ketika terbangun beliau tampak bahagia sekali dengan mimpi yang didapatkannya itu. Lantas dari kejadian ini muncul tekad dan keinginan Nabi Yaqub AS untuk membangun tempat peribadatan untuk Allah SWT.
Tempat itu pun diberi nama Bethel yang berarti Rumah Allah SWT. Tempat ini juga menjadi cikal bakal Baitul Maqdis.
Pada akhirnya, sesuai dengan mimpinya, Allah SWT memberikan Nabi Yaqub AS anak yang banyak berjumlah 12 orang, salah satu dari anaknya itu bernama Yusuf dan Bunyamin.
Nabi Yaqub AS Berselisih dengan Saudaranya yang Bernama Aish
Dilansir buku Cerita Bergambar 25 Nabi & Rasul tulisan Irsyad Zulfahmi, Disebutkan bahwa dari pernikahan Nabi Ishaq AS dan istrinya Rifqah, lahirlah dua anak kembar. Anak pertama yang lahir diberi nama Al-Aish, dan anak keduanya bernama Yaqub.
Nabi Ishaq AS lebih menyayangi Aish karena anak pertama, sedangkan ibundanya lebih condong kepada Yaqub AS sebab lebih muda. Lalu, ketika tumbuh dewasa, hubungan kedua saudara ini menjadi tidak akur.
Puncak ketegangan terjadi tatkala Nabi Ishaq AS yang menginginkan seekor rusa lantas meminta Aish untuk pergi berburu mendapatkannya. Tetapi, sebuah kebetulan terjadi ketika Aish belum berburu, ibunda Rifka telah lebih dulu meminta Nabi Yaqub AS mencari seekor rusa.
Setelah mendapatkan buruannya, Nabi Yaqub AS segera memberikan rusa itup untuk Nabi Ishaq AS.
Senang dengan pemberian anaknya itu, Nabi Ishaq AS pun mendoakan anaknya itu, “Semoga engkau menurunkan nabi-nabi dan raja-raja.”
Doa yang seharusnya menjadi nilai yang sakral dan membahagiakan justru malah membuat seseorang menjadi iri hati. Orang tersebut adalah Aish, ketika mengetahui bahwa Nabi Yaqub didoakan oleh sang ayah, membuatnya sangat marah dengan saudaranya itu.
Kemarahan Aish bahkan sampai mengancam keselamatan Nabi Yaqub AS, khawatir akan perselisihan yang tiada habisnya ini, dan hati yang tulus dari Yaqub AS, beliau malah meminta saran dari ayahnya supaya menemukan solusi agar hubungannya dengan saudara kembarnya kembali akur.
Nabi Ishaq pun memahami kekhawatiran anaknya itu, tetapi karena beliau sudah tua dan merasa tidak bisa membantu lagi, beliau pun menyarankan kepada Nabi Yaqub AS supaya hijrah ke Fadan A’raam untuk bertemu dengan Laban bin Batu’il.
Nabi Yaqub AS Bertemu Pujaan Hatinya
Mengikuti saran ayahnya itu, Nabi Yaqub AS pun bergegas meninggalkan rumah, melakukan perjalanan yang jauh ke Fadan A’raam di Irak.
Dalam perjalanannya, Nabi Yaqub amat berhati-hati sekali karena perselisihannya dengan Aish, beliau khawatir bila saudaranya itu akan mengikuti dan mencelakainya di tengah perjalanan.
Untuk itu, Nabi Yaqub hanya berani berjalan ketika langit gelap di malam hari, sedangkan siang harinya dihabiskan untuk bersembunyi. Tindakan Nabi Yaqub inilah yang membuatnya dijuluki ‘Israil’ yang artinya berjalan di malam hari, dan nantinya keturunan Nabi Yaqub akan dikenal sebagai bani Israil.
Nabi Yaqub pun tiba di Fadan A’raam, kemudian beliau bertanya kepada penduduk setempat dimana rumah Laban bin Batu’il. Penduduk itu pun mengarahkannya kepada seorang gadis yang cantik bernama Rahil.
Rahil merupakan salah satu anak Laban, mereka berdua pun saling memperkenalkan diri, hingga Nabi Yaqub AS bertemu dengan Laban. Pertemuan pertama keduanya sangat harmonis, Laban menyambut hangat anak saudaranya itu.
Kemudian, Nabi Yaqub AS menyampaikan pesan Nabi Ishaq AS dan maksud kedatangannya kepada Laban.
Nabi Ishaq AS berpesan supaya mereka menjadi besan dnegan menikahkan Nabi Yaqub AS kepada salah satu putri Laban.
Laban menyetujui pesan tersebut dengan syarat Nabi Yaqub AS mau menggembalakan hewan ternaknya selama 7 tahun. Tanpa ragu nabi Yaqub sepakat dengan syarat yang diajukan.
Setelah 7 tahun berlalu, sesuai perjanjian Laban pun menawarkan pernikahan kepada Nabi Yaqub AS untuk meminang putri pertamanya yang bernama Laiya. Namun, awalnya Nabi Yaqub agak kurang setuju, karena yang dia inginkan menikahi Rahil, sebab sejak pertama bertemu beliau sudah jatuh hati padannya.
Sayangnya hal itu tidak diperbolehkan karena adat yang berlaku di daerah tersebut, seorang adik tidak boleh mendahului kakaknya.
Melihat permasalahan ini, Laban mengambil jalan tengah dengan memperbolehkan Nabi Yaqub untuk menikahi putri keduanya juga. Asal dengan syarat nabi Yaqub AS haru bersediah menggembalakan hewan ternaknya lagi selama 7 tahun.
Karena rasa penghormatannya kepada Laban yang senantiasa membantunya kapanpun, Nabi Yaqub pun menerima saran ini. Hingga pada akhirnya, Nabi yaqub AS pun menikahi Rahil juga.