Netizenia.com – Kisah Nabi Hud AS yang melawan kaum ‘Aad yang membangkang dan mengingkari ajaran Allah SWT. Nabi Hud AS hidup di era sesudah Nabi Nuh AS.
Nabi Nuh AS merupakan nabi yang disebut sebanyak 7 kali di dalam Al-Qur’an, dan cara berdakwah yang tegas kepada kaumnya menjadi ciri khasnya.
Kisah Nabi Hud AS
Dilansir buku
99 Kisah Menakjubkan Dalam Al-Quran karya Ridwan Abqary, kaum ‘Aad adalah kaum yang tinggal di sebuah tanah yang subur dan makmur bernama Al-Ahqaf. Sehingga mereka menjadi kaum dengan hasil pertanian yang melimpah, dan peternakan yang berkembang biak dengan cepat dan sehat.
Sayangnya meskipun mereka keturunan Nabi Nuh AS yang meyakini keberadaan Allah SWT dan setia, tetapi keturunannya justru malah kembali mengingkari Allah SWT, kaum ‘Aad kembali menyembah patung dan berhala.
Keangkuhan kaum ‘Aad semakin parah karena pada masa itu, kaum mereka sudah seperti adidaya, sudah paling perkasa juga menjadi kaum yang kaya raya, mereka membangun kota lebih mewah daripada kaum lainnya.
Menyaksikan keadaan kaum ‘Aad yang semakin cinta duniwai dan jauh dari ajaran umat Nabi Nuh AS, lantas membuat Nabi Hud AS pun kembali untuk mengajak kaum ‘Aad, syair-syair yang mengagungkan Allah SWT mulai digaungkan, supaya kaum ‘Aad sadar dan kembali ke jalan yang lurus.
Syiar Nabi Hud AS malah diabaikan oleh kaum ‘Aad, mereka juga menuduh bahwa dakwah tersebut hanyalah akal-akalan dari Nabi Hud AS supaya bisa menjadi pemimpin dan memiliki kedudukan terpandang di antara kaum ‘Aad.
Nabi Hud AS tidak menyerah begitu saja, kemudian beliau mengingatkan kaum ‘Aad akan bencana yang dialami oleh kaum Nabi Nuh AS. Namun, peringatan itu sama sekali tidak merubah pendirian mereka yang tetap menyembah patung berhala.
Setelah itu, turunlah lah kemarau panjang, tidak ada lagi hujan, mata air yang digunakan untuk mengairi pertanian dan perkebunan mengering, akhirnya kaum ‘Aad yang terbiasa hidup dengan kemewahan, mulai merasakan kesulitan.
Mereka pun bertanya kepada Nabi Hud AS, kenapa terjadi kemarau panjang? Lantas Nabi Hud AS menjawab hal ini terjadi karena peringatan dari Allah SWT. Seandainya kaum ‘Aad mau bertobat, maka Allah SWT pasti akan mengembalikan kejayaan mereka.
Kaum ‘Aad malah makin mengejek dan menghina Nabi Hud AS, mereka menganggap Nabi Hud hanya pandai berbicara saja. Tidak lama kemudian, yang tadinya hanya sebatas peringatan, kini azab benar-benar Allah SWT turunkan untuk kaum ‘Aad.
Di hari yang terang itu, tiba-tiba saja awan yang cerah berubah menjadi hitam, suara petir silih berganti menghantam tanah kaum ‘Aad. Mereka mengira perubahan cuaca ini menandakan akan turunnya hujan.

“Lihatlah, wahai Hud, sebentar lagi akan turun hujan. Sungguh kamu hanya omong kosong belaka!” ujar mereka mencemooh Nabi Hud AS.
Padahal cuaca hanya berubah menjadi gelap, tetapi hujan tidak pernah turun. Awan hitan dan petir-petir tersebut hanyalah azab yang Allah SWT timpahkan untuk kaum ‘Aad. Udara menjadi bertambah dingin, angin topan yang kencang mulai menghempaskan semua rumah megah yang mereka banggakan.Sudah tidak ada lagi pintu taubat, hingga akhirnya seluruh kota rata dengan tanah.
Bagaimana nasib penduduk kota? Tidak ada satupun kaum ‘Aad yang selamat. Sementara itu, Nabi Hud bersama pengikutnya yang sedikit telah diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengungsi ke tempat yang aman.